Tidak diragukan lagi kita sebagai seorang muslimah di wajibkan untuk menggunakan hijab dilain sisi karena sebuah kewajiban namun juga guna menjaga kehormatan kita sebagai seorang muslimah agar selalu terlindungi dan jauh dari fitnah serta tidak juga terjerumus dari sebuah zina.
Tapi itu semua juga belum tentu juga menjaga diri dari semua yang terjadi diatas. Karena masih banyak juga mereka yang sudah menggunakan hijab bahkan yangterlah menggunakan pakaian dan hijab syar'i tapi mereka masih terjerumus dalam perbuatan yang menagtar mereka ke gerbang perzinaan. Banyak diantara mereka masih suka komunikasi dengan yang bukan mahram dengan alasanyang tidak jelas. Berlama-lama telponan dengan bukan mahram dengan kallimat saling melempar pujian atau bahas gaulnya (rayuan dan gombalan wkwkwkwk), Bercanda-canda dengan lawan jenis, jalan berdua dan sejenisnya. Bahkan banyak diantara mereka juga menjalin hubungan yang dinamakan Pacar. tau dengan kata lain " Pacara Islami ".
Mengapa hal itu terjadi padahal mereka sudah memakai hijab? Jawabannya, karena memakai hijab adalah baru langkah awal menuju iffah, sedangkan mereka tidak mengambil langkah selanjutnya, yaitu menjaga jarak dari lelaki yang bukan mahram.
Oleh Karena itu Allah tidak hanya memerintahkan wanita muslimah untuk menjulurkan hijab saja, tetapi juga memerintahkan untuk menundukkan pandangan.
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, “Agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya”.” (QS. An-Nur: 31)
Berbicara kepada lelaki yang bukan mahram tidak dibolehkan jika tidak ada keperluan yang mendesak. Karena pembicaraan juga menjadi pintu yang sangat berpotensi untuk membuka kesempatan menuju perzinahan.
Mungkin pertamakalinya seorang akhwat berkomunikasi dengan lelaki dikarenakan keperluan tertentu, namun seringkali jika ia tidak bisa mengendalikan nafsunya pembicaraan tidak hanya di sekitar hal yang diperlukan saja, melainkan melebar ke hal-hal yang bukan darurat. Bahkan bisa sampai saling bercanda diantara mereka berdua. Sehingga si perempuan juga mulai melembutkan suaranya di depan sang lelaki.
Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala berfirman:
يَا
نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ
اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي
قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
“Hai
isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah
Perkataan yang baik.” (QS. Ahzab: 32)
Berkata Imam Al-Qurthubi dalam
tafsirnya, “Allah memerintahkan agar perkataan mereka singkat sekedar
keperluan, jelas maksudnya, dan tidak boleh dengan cara yang dapat
menarik hati dengan berlemah lembut.”Jika para istri Nabi saja, yang mereka adalah para ibu bagi orang-orang mukmin dilarang melembutkan suaranya kepada para sahabat, maka bagaimana lagi dengan seorang perempuan biasa kepada lelaki biasa? Tentunya larangannya lebih lagi.
Berbicara yang dilarang tidak hanya pembicaraan secara langsung, tetapi masuk juga di dalamnya adalah berbicara lewat telepon ataupun lewat chatting jika tidak ada keperluan yang darurat. Bahkan berbicara lewat media sosial bisa dikategorikan dengan khalwat yang dilarang oleh agama. Seringkali dua orang yang belum pernah bertatap muka berpacaran melalui telepon.
Yakinlah saudariku bahwasanya selama saudari menahan diri dari segala hal yang dimurkai-Nya, Ia akan memberikan saudari dengan yang lebih baik. Tentunya saudari tidak mau jika nantinya mendapatkan suami yang mempunyai masalalu yang tidak baik dengan perempuan lain. Maka saudari juga harus menjaga diri dengan harapan Allah yang maha adil mempertemukan saudari dengan lelaki sholeh yang saudari inginkan.
Tapi bagaimana jika kita mempunyai sahabat lelaki???
Tentu kalian tidak usah ambil pusing,, tetaplah berteman namun tetap menjaga intens pertemanan kalian. Jangan pernah berdua-duaan dengan dia dan tentu tetap mejaga diri agar tidak timbul fitnah hingga terjerumus dari sebuah zina.
By : Arinal Haq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar